RESUME BUKU
HUBUNGAN MASYARAKAT
“HUMAN
RELATIONS & PUBLIC RELATIONS”
Dosen : Rekno
Sulandjari SSos.Msi
Tugas
Ini Merupakan Rangkuman Bab I-VIII
pada
Buku Human Relations & Public
Relations,
Penulis
Onong Uchjana Effendy
Disusun
Oleh:
Firmanto
Triantoro
SK.11.3.0228
PRODI HUBUNGAN
MASYARAKAT
JURUSAN ILMU
KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN POLITIK
UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
2012
BAB
I
HUMAN
RELATIONS DAN PUBLIC RELATIONS SEBAGAI WAHANA MANAJEMEN
A. HUBUNGAN ORGANISASI DENGAN MANAJEMEN
Manajemen dapat diibaratkan sebagai jiwa
dan raga. Karena organisasi dan manajemen merupakan suatu kesatuan yang utuh,
di mana yang satu tidak bisa dipisahkan dari yang lainnya. Thomas J. Atchison
dan Winston W. Hill dalam bukunya “Management Today” menegaskan bahwa “Organisasi adalah sistem
yang dipolakan orang untuk melaksanakan tujuan atau untuk mencapai sasaran”.
Organisasi sebagai Sistem
Sistem adalah suatu totalitas himpunan
bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi
mencapai suatu tujuan tertentu di dalam suatu lingkungan. Bagian-bagian tersebut
merupakan suatu kompleksitas tersendiri, tetapi dalam kebersamaan mencapai
suatu tujuan itu, berlangsung secara harmonis.
Organisasi merupakan sistem, maka
organisasi harus dipandang sebagai suatu keseutuhan. Pendekatan sistem
bertentangan dengan pendekatan atomistik. Pendekatan atomistik menyatakan bahwa
suatu penjelasan dapat diperoleh dengan memecahkan suatu gejala menjadi
bagian-bagian.
Pendekatan sistem terhadap organisasi
sangat penting karena organisasi termasuk sistem terbuka dan sistem probabilistik.
Sistem terbuka memungkinkan terjadinya pertukaran bahan, informasi atau energi
dengan lingkungan. Organisasi sebagai sistem terbuka harus selalu melakukan
penyesuain kepada perubahan yang terjadi di lingkungannya. Perubahan tersebut
terjadi karena faktor politik,
kebijaksanaan moneter dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pimpinan organisasi
harus peka dan tanggap terhadap peristiwa yang terjadi di masyarakat dan harus
bersikap berorientasi ke masa depan.
Dalam hal inilah pentingnya public
relations (hubungan masyarakat). Sedangkan sebagai sistem probabilistik,
organisasi dalam menentukan sesuatu tidak dapat menentukan hasil yang akan
diperoleh.
Arti dan Fungsi
Manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata
kerja “manage”. Menurut George R. Terry manajemen merupakan sebuah proses yang
khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lain. Di antara para ahli manajeman
ada yang memandang manajemen sebagai sistem sosial, sebagai sistem keputusan
kepemimpinan, sebagai entitas logis, sebagai sistem dan lainnya. Sedangkan
Terry menganggapnya sebagai proses aktivitas yang terdiri dari empat sub-aktivitas.
Keempat sub-aktivitas itu dalam dunia manajemen di kenal sebagai P.O.A.C. adalah singkatan dari:
Planning - Perencanaan
Organizing -
Pengorganisasian
Actuating -
Penggiatan
Controlling -
Pengawasan
a.
Planning (Perencanaan)
Planning
atau perencanaan adalah aktivitas menetapkan tujuan dan tindakan untuk mencapai
tujuan. Dalam menyusun sebuah rencana diperlukan kemampuan meramalkan dan
memvisualisasikannya. Pentingnya kemampuan meramalkan, karena dengan imajinasi
dapat diperkirakan hambatan-hambatan yang mungkin dijumpai. Sedangkan
pentingnya memvisualisasikan suatu
rencana, karena visualisasi memungkinkan siapa saja dapat melihat dan
menghayati dengan cepat apa yang harus dilakukan untuk melaksanakan rencana yang disusun itu
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.
Organizing (Pengorganisasian)
Organisasi merupakan jembatan yang
menghubungkan rencana dengan pelaksanaan, yakni penggerakan atau penggiatan orang-orang yang
akan dilibatkan dalam pencapaian tujuan. Pengorganisasian adalah kegiatan
membagi-bagikan tugas kepada komponen aktivitas diantara para anggota kelompok.
c. Actuating
(Penggiatan)
Penggiatan berarti upaya mengerahkan
sambil merangsang para anggota kelompok agar melaksanakan tugasnya dengan
semangat. Penggiatan meliputi upaya-upaya memimpin, membimbing dan mengarahkan
sehingga para anggota kelompok mempunyai otoaktivitas dan kreativitas dalam
melaksanakan rencana dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Controlling
(Pengawasan)
Controlling
adalah tindakan memeriksa atau mengkaji apakh kegiatan-kegiatan yang dilakukan
para anggota kelompok sesuai dengan rencana. Pengawasan perlu dilaksanakan
untuk memperoleh kepastian bahwa pekerjaan yang dilakukan selaras dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
Robert N. Anthony, John Dearden dan
Richard F. Vancil dalam bukunya “Manajemen Control Systems” menegaskan bahwa “Pengawasan manajemen
adalak proses di mana para manajer memastikan bahwa sumber daya diperoleh dan
digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi”.
B. KOMUNIKASI MANAJEMEN
Komunikasi manajemen (management communication)
adalah salah satu dari sekian banyak bidang komunikasi dalam lingkupan
komunikasi manusia (human communication).
Pentingnya komunikasi dalam manajemen menurut Lawrence D. Brenan menyatakan
bahwa “Management IS Communication”,
“Manajemen ADALAH
Komunikasi”.
Dan George Terry mengibaratkan komunikasi sebagai “minyak pelumas” agar proses
manajemen berjalan lancar.
Arti dan Proses
Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari
perkataan Latin “communicatio” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran
pikiran”. Komunikasi antar manusia (human
communication) atau komunikasi sosial (social
communication), komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam
kehidupan masyarakat.
Komunikasi penting bagi manusia, sebab
tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak ada saling tukar
pengetahuan dan pengalaman. Peradaban dan kebudayaan, perkembangan masyarakat, dan kemajuan teknologi
tidak mungkin terjadi tanpa kominikasi antar manusia, baik dalam lingkungan
suatu bangsa maupun antar bangsa.
Telah disinggung di muka bawa komunikasi
adalah penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain.
Proses penyampainnya berlangsung pada umumnya menggunakan bahasa. Bahasa adalah
lambang yang mewakili sesuatu, baik yang berwujud, maupun yang tidak berwujud;
dengan lain perkataan: baik yang konkrit maupun abstrak. Jika komunikasi
menggunakan bahasa disebut komonikasi verbal (verbal communication), maka komunikasi menggunakan lambang yang
bukan bahasa dinamakan komunikasi non verbal (non verbal communication). Untuk jelasnya komunikasi meliputi lima
unsur pokok yang dapat diberi istilah sebagai berikut:
a.
Komunikator
Komunikator adalah seseorang atau
sekelompok orang yang menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang
lain.
Komunikator dapat bertindak secara
individual atau secara kolektif yang melembaga. Sekelompok orang secara
kolektif yang melembaga adalah para kerabat kerja (crew) media massa. Berita yang dimuat dalam surat kabar adalah
hasil kerja kolektif antara reporter, penyusun, penyuting berita. Demikian pula
film, komunikatornya adalah kolektif yang terdiri dari penulis cerita, penulis
skenario, dan sebagainya.
Komunikator dalam manajemen
umumnya individual.
b. Pesan
Pesan sebagai terjemahan bahasa asing
“message” adalah lambang bermakna, yakni lambang yang membawakan pikiran atau
perasaan komunikator.
Seperti telah disinggung di muka,
komunikasi berlangsung pada umumnya menggunakan bahasa, karena di antara sekian
banyak lambang, hanya bahasa yang mampu membawakan pikiran dan atau perasaan
seseorang, baik mengenai hal yang konkrit maupun abstrak.
c. Komunikan
Komunikan adalah seseorang atau sejumlah
orang yang menjadi sasaran komunikator ketika menyampaikan pesan. Sejumlah orang yang dijadikan sasaran
itu dapat merupakan kelompok kecil atau kelompok besar, bersifat homogin atau
heterogin. Yang homogen adalah komunikan yang terdiri dari orang-orang yang
terkait oleh suatu organisasi yang secara relatif mempunyai kesamaan dalam usia,
misalnya para pelajar, mahasiswa dan sebagainya. Sedangkan komunikan yang
heterogen adalah sejumlah orang yang berbeda dalam usia, pendidikan, status
sosial dan lain sebagainya.
d. Media
Media adalah sarana untuk menyalurkan
pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komonikan. Media digunakan
dalam komunikasi apabila komunikan berada di tempat yang jauh dari komunikator
atau jumlahnya banyak. Apabila komunikannya hanya seorang, maka digunakan media
seperti surat, telepon, telegram,
dan sebagainya. Jika komunikannya banyak maka menggunakan papan pengumuman,
pengeras suara. Apabila komonikan jauh dan banyak maka menggunakan surat kabar,
majalah, televisi,
dan lain sebagainya.
e. Efek
Efek adalah tanggapan, respons atau
reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah
akibat dari proses kominikasi.
Efek
diklasifikasikan menjadi efek kognitif jika menyangkut pikiran atau nalar. Efek afektif bila menyangkut perasaan. Sedangkan efek konatif / behavioral apabila berkaian
dengan perilaku.
Jika efek itu diketahui oleh
komunikator, dalam arti kata apabila tanggapan komunikan disampaikan kepada komunikator,
atau merupakan hasil kegiatan komunikator, maka itu dinamakan umpan balik atau
arus balik atau feedback.
Bagaimana Berlangsungnya Komunikasi dalam Manajemen?
Pertama-tama yang perlu difahami oleh
manajemen adalah berlangsungnya komunikasi secara umum dalam manajemen.
Komunikasi dalam manajemen atau disingkat menjadi komunikasi manajemen,
meliputi dua bagian. Perama adalah komunikasi internal dan yang kedua adalah
komunikasi eksternal.
1.
Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi
antara manajer dengan komunikan yang berada di dalam organisasi, yakni para
pegawai secara timbal balik. Dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang
menyebabkan adanya pegawai yang memimpin dan yang dipimpin. Komunikasi internal
terbagi mebjadi tiga kegiatan, yakni komunikasi
vertikal, komunikasi horisontal, dan
komunikasi
diagonal.
a. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi
dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas adalah komunikasi dari pimpinan ke
bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik. Dalam proses
komunikasi vertikal pimpinan atau manager memberikan instruksi, petunjuk,
pengarahan, dan
lain sebagainya kepada bawahanya. Selanjutnya bawahan memberikan laporan,
gagasan, saran,
dan sebagainya kepada pimpinan.
Komunikasi
dua arah secara timbal balik dalam manajemen penting sekali. Jika hanya satu
arah saja dari pimpinan ke bawahan, proses manajemen besar kemungkinan tidak
berjalan sesuai yang diharapkan. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan,
gagasan, atau saran dari para
pegawai bawahan sebagai petunjuk efektif tidaknya dan efisien tidaknya
kebijaksanaan yang telah dilakukan.
b.
Komunikasi
Horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi
secara mendatar, misalnya antara anggota staf dengan anggota staf. Berbeda
dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, maka komunikasi
horisontal seringkali berlangsung dalam suasana tidak formal.
c.
Komunikasi
Diagonal
Komunikasi diagonal dinamakan komunikasi
silang (cross communication) adalah
komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama
lain berbeda dalam kedudukan dan bagian.
2.
Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi
antara manajer atau pejabat lain yang mewakilinya dengan khalayak atau publik
di luar organisasi. Pada instansi pemerintahan, lembaga, badan, dan organisasi lainnya
disebabkan luasnya ruang lingkup, maka komunikasi dengan khalayak di luar
organisasi banyak di lakukan oleh Public
Relations Officer.
Komunikasi
eksternal dilakukan menurut kelompok sasaran berdasarkan hubungan yang harus
dibina, yakni:
1) Hubungan
dengan khalayak sekitar
2) Hubungan
dengan instansi pemerintah
3) Hubungan
dengan press
4) Hubungan
dengan pelanggan
Komunikasi
eksternal terdiri dari dua jalur yang berlangsung secara timbal balik, yakni
komunikasi dari organisasi ke khalayak dan dari ke khalayak ke organisasi.
a. Komunikasi dari Organisasi ke Khalayak
Komunikasi dari organisasi ke khalayak
atau publik pada umumnya bersifat informatif. Komunikasi dari organisasi ke
khalayak dapat dilakukan dengan berbagai teknik, baik secara langsung tanpa
media, maupun menggunakan media massa. Media diklasifikasikan sebagai mass
media misalnya: surat kabar, radio, majalah.
b. Komunikasi
dari Khalayak
ke Organisasi
Komunikasi dari khalayak ke organisasi
adalah proses umpan balik. Ini berarti bahwa efek dari komunikasi yang
dilakukan oleh manajer.
Teknik Komunikasi Manajemen
Teknik yang akan diambil oleh seseorang
manajer dalam rangka pelaksanaan komunikasi manajemen. Komunikasi pada garis
besarnya diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Komunikasi Langsung
(Direct Communication)
Komunikasi langsung adalah komunikasi antara
komunikator dengan komunikan secara tatap muka atau saling melihat (face-to-face communication). Ini
meliputi komunikasi antar pesona dan komunikasi kelompok.
a.
Komunikasi
Antarpersona
Komunikasi antar pesona adalah
komunukasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan atau antara
seorang komunikator dengan dua orang komunikan.
Keuntungan komunikasi antar pesona untuk
melakukan persuasi ialah karena terjadinya kontak pribadi yang memungkinkan
komunikator mengetahui, memahami, dan mengkaji:
1) Ikhwal
diri komunikan, baik fisik maupun psikis
2) Tanggapan
komunikan secara langsung
3) Suasana
pada saat terjadi komunikasi
Dengan
mengetahui, memahami hal tersebut, komunikator dapat:
1) Mengkontrol
setiap kata dan kalimat yang diucapkan
2) Mengulangi
kata penting beserta penjelasan
3) Memantapkan
pengucapan dengan bantuan mimik dan gerakan tangan.
4) Mengatur
intonasi sebaik-baiknya
5) Menyelaraskan
ratio dan perasaan
Berikut
ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan dalam situasi
komunikasi antar pesona bertatap muka antara lain:
1)
Bersikap empati dan
simpati
2)
Tunjukkanlah sebagai
komunikator terpercaya
3)
Bertindaklah sebagai
pembimbing, bukan sebagai pendorong
4)
Berbicara dengan gaya
mengajak, bukan menyuruh
5)
Bercakaplah secara
meyakinkan
6)
Kemukakanlah fakta dan
kebenaran
7)
Jangan bersikap super
8)
Jangan mengkritik
9)
Jangan emosional
10)
Jangan menetengkan
hal-hal yang mengkhawatirkan
b. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi
antara seseorang dengan sekelompok orang yang lebih dari dua orang serta tatap
muka. Dalam komunikasi kelompok dibedakan anatara komunikasi kelompok kecil dan
komunikasi kelompok besar.
1) Komunikasi
Kelompok Kecil
Komunikasi sebagai sejumlah orang tiga
atau lebih. Ciri-ciri dan sifat kelompok kecil ketika berkomunikasi perlu
diperhatikan sebagai berikut:
a)
Tunjukkannlah sebagai
komunikator terpercaya
b)
Bicaralah dengan tegas,
jelas dan menyakinkan
c)
Kemukakanlah fakta dan
opini dalam paparan yang sistematis dan logis
d) Hormatilah
kritik komunikan
e)
Jangan bersikap super
f)
Jangan mengkritik
g)
Jangan ngotot
h)
Jangan emosional
2) Komunikasi Kelompok Besar
Komunikasi
kelompok besar adalah komunikasi dengan sejumlah besar komunikan dan banyak
anggota kelompok. Dalam komunikasi kelompok besar berbeda dengan komunikasi
antar pesona dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi kelompok besar bersifat
resmi dan tak resmi. Beberapa hal yang diperhatikan dalam komunikasi kelompok
besar sebagai berikut:
a)
Adakanlah persiapan
yang seksama jauh sebelum komuniksai dilaksanakan.
b)
Bangkitkanlah perhatian
hadirin sebelum komunikasi dimulai.
c)
Peliharalah kontak
pribadi selama komunikasi berlangsung.
d) Tunjukkanlah
sebagai komunikator terpercaya.
e)
Bicaralah dengan tegas,
jelas dan menyakinkan.
f)
Aturlah intonasi
sehingga menimbulkan rasa semangat.
g)
Tampilkanlah hal-hal
yang menyangkut kepentingan.
Komunikasi tak langsung dinamakan juga
kominikasi bermedia karena dalam prosesnya komunikator menggunakan media untuk
menyalurkan pesan kepada komunikan. Menggunakan media di karenakan komunikan
berada di tempat yang jauh dan jumlahnya terlalu banyak sehingga tidak bisa
dicapai dengan komunikasi tatap muka atau saling melihat.
2.
Komunikasi Tak
Langsung (Inderct Communication)
Diklasifikasikan menjadi komunikasi
media massa dan komunikasi media non massa.
a. Komunikasi Media Massa
Dalam komunikasi media massa komunikator
adalah organisasi sosial yang mampu menyiarkan pesan kepada penduduk yang
jumlahnya amat banyak dalam keadaan terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa seringkali merupakan media
massa, yakni surat kabar, stasiun televisi atau peberbit buku dan majalah.
Menurut Alexis S. Tan memberikan
penjelasan: Karakteristik lainnya dari media massa yang membedakannya dari
komunikasi antar persona ialah bahwa pesan-pesan yang disampaikan kepada
komunikan secara tak lanssung dengan menggunakan bentuk alat mekanik.
Karakteristik komunikasi massa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Karakteristik media massa
(a) Satu arah
Komunikasi dengan
menggunakan media massa berlangsung satu arah. Dengan demikian komunikator
tidak dapat mengetahui reaksi atau respon komunikan pada saat komunikasi
berlangsung.
(b) Umum
Umum atau “public”
adalah ciri lain dari komunikasi dengan menggunakan media massa, yang berarti
bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikator tertuju kepada masyarakat umum.
(c) Serempak
Serempak adalah
kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan secara serempak kepada khalayak
sehingga dapat diterima secara bersama pada saat yang sama.
2) Karakteristik komunikan
(a) Anonim
Berbeda dengan
komunikan pada komunikasi antar persona atau komunikasi kelompok kecil, pada
komunikasi massa mereka adalah anonim. Komunikator tidak mengetahui siapa
mereka, sehingga sukar baginya untuk me- mahami “frame of refernce” yang
sebenarnya.
(b) Heterogen
Komunikan media massa
terdiri dari orang-orang yang heterogen. Berdiam secara berserakan di tempat
yang satu sama lain berbeda. Kerena itu berbeda pula dalam kepentingan,
kebutuhan dan cita-cita.
(c) Selektif
Selektif adalah ciri
lain dari komunikan media massa. Berdasarkan ciri-ciri komunikasi massa di
atas, berikut ini adalah beberapa hal untuk diperhatikan jika akan menggunakan
media massa:
1.
Susunlah suatu naskah
yang menyeluruh, tetapi singkat dan tepat
2.
Aturlah supaya
terbangkitkan perhatian
3.
Pergunakanlah bahasa
yang lazim dan umum
b. Komunikasi
Medio
Komunikasi medio adalah
komunikasi dengan menggunakan media yang tidak memiliki ciri-ciri yang terdapat
pada media massa, terutama ciri keserempakan.
Yang termasuk media
tersebut adalah surat, telepon, telegram dan lain sebagainya. Demikian beberapa
hal mengenai komunikasi yang digunakan dalam manajemen. Bentuk komunikasi yang
mana dan teknik yang mana yang digunakan, tergantung dari pesan yang akan
dikomunikasikan dan komunikan yang akan dijadikan sasaran komunikasi.
BAB II
DIMENSI HUMAN RELATIONS
A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN HUMAN
RELATIONS
Di negara yang sudah maju human
relations semakin mendapat perhatian para manajer dalam organisasi, karena
ssemakin dirasakan pentingnya dalam memecahkan berbagai masalah yang menyangkut
faktor manusia dalam manajemen.
Human
relations juga dirasakan penting oleh para
manajer untuk menghilangkan akibat salah komunikasi dan salah interpretasi yang
terjadi antara manajer beserta karyawan dengan publik di luar organisasi.
Pengertian Human Relations
Ada yang menerjemahkan menjadi “hubungan
manusia” dan ada juga yang mengalih
bahasakan menjadi “hubungan antar manusia”. Ciri hakiki human relations bukan “human” dalam wujud
manusia, melainkan proses rokhaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan
watak, sifat, kepribadian,
dan lain sebagainya.
B. RUANG
LINGKUP HUMAN RELATIONS
Human
relations adalah masalah rohaniah, yaitu proses
rohaniah yang mrnyangkut watak, sifak, kepribadian. Human relations dalam arti
luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang
lain secara tatap muka dalam segala situasi. Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja. Jadi human relations dalam organisasi adalah
komunikasi persuasif antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk
mencapai suatu tujuan.
Di atas dikatakan, human relations adalah suatu komunikasi
persuasif, bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja. Jadi human relations bukan suatu keadaan yang
pasif, melainkan suatu aktivitas. Human relations sebagai seni dan ilmu
pengetahuan terapan. Dan dipandang dari sudut seorang pemimpin yang bertanggung
jawab untuk memimpin sebuah kelompok, human relations adalah pengintergrasian
orang-orang ke dalam suati situasi kerja.
Kunci Aktivitas Human Relations
Kunci aktivitas human relations adalah motivasi, memotivasikan para karyawan untuk
bekerja giat berdasarkan kebutuhan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi
keperluan.
Seseorang memasuki suatu organisasi,
karena berpikir organisasi akan dapat membantu mencapai tujuan. Dalam
melaksanakan human relations itu
pemimpin organisasi atau pemimpin kelompok melakukan komunikasi dengan para
karyawannya secara manusiawi untuk menggiatkan
mereka bekerja bersama-sama sehingga hasilnya memuaskan.
C . FAKTOR
MANUSIA DALAM HUMAN RELATIONS
Titik sentral human relations adalah manusia. Dan
titik sentral human relations dalam
organisasi kekaryaan adalah karyawan. Untuk mempraktekkan human relations, seorang pemimpin perlu sedikit banyak mempelajari
sifat manusia meskipun tidak secara mendalam. Sifat manusia berbeda-beda, yang
membedakannya ialah sifat rohaniah.
Faktor Pembawaan dan Faktor Lingkungan
Ada dua faktor yang
menentukan sifat manusia yakni pembawaan sejak lahir dan lingkungan hidupnya.
Yang menjadi dasar watak sifat seseorang ialah sifat yang dimiliki begitu
lahir, sifat mana adalah warisan dari orang tuanya dan nenek moyang.
Extravert,
Intravert, dan Ambivert
Berdasarkan fungsi
psihis, ahli jiwa membedakan manusia menjadi dua golongan menurut arah
perhatiannya. Jika perhatiannya ditujukkan keluar, yakni ke sekelilingnya, ini
dinamakan type extreverse dan
orangnya disebut extrevert. Seorang intravert biasanya pendiam, egoistis,
suka merenung, senang mengasingkan diri, dan
tidak
bisa bergaul.
Jika berdasarkan fungsi
psihis dan arah perhatiannya, maka terdapat orang-orang extravert yang terbiasa berpikir empiris, berpikir intuitif,
berperasaan empiris, berperasaan intuitif; orang ambivert yang berpikir empiris, berpikir intuitif, berperasaan
empiris, berperasaan intuitif;
dan orang intravert yang berpikir
empiris, berpikir intuitif, berperasaan empiris, berperasaan intuitif.
D. MANUSIA
DALAM DINAMIKA KELOMPOK
Ada tiga faktor yang
mendasari interaksi manusia dalam kehidupannya dengan manusia lain. Ketiga
faktor tersebut ialah imitasi, sugesti dan simpati.
Imitasi tampak dengan jelas dalam tingkah laku
anak-anak dalam pertumbuhannya menjadi dewasa. Bahasa untuk setiap keinginanya
adalah imitasi dari ibunya. Cara makan, cara berpakaian, cara mengucapkan
selamat jalan dan lain sebagainya adalah hasil imitasi. Imitasi memegang
peranan penting dalam perkembangan anak dalam memperoleh pengetahuan, cara
berpakaian mengikuti mode dan sebagainya ia banyak berimitasi.
Sugesti diterima seseorang dari orang lain yang
mempunyai otoritas, pristise sosial yang tinggi. Sugesti ini memegang peranan
penting dalam kehidupan kelompok kekaryaan.
Faktor yang memegang
peranan penting dalam interaksi ialah simpati. Simpati adalah perasaan
tertariknya seseorang oleh orang lain. Perasaan simpati ini dapat timbul secara
tiba-tiba atau secara lambat laun.
Berlainan dengan
sugesti, timbulnya sugesti ini adalah sebagai proses yang didasari dan
timbulnya tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian
perasaan. Pada simpati dorongan utama adalah ingin mengerti dan ingin kerja
sama dengahn orang lain.
Kalau seorang karyawan
bersimpati kepada karyawan lainnya, ini berarti ia ingin bekerja sama dengan
orang lain. Bagi sebuah organisasi kekaryaan kerja sama ke arah yang produktif
adalah tujuan yang selalu ingin dicapai. Dan itu adalah salah satu kegiatan
human relations.
Situasi Kelompok
Para karyawan yang
hidup dalam situasi kelompok berbda dengan orang-orang yang hidup dalam situasi
kebersamaan. Pentingnya peranan seorang pemimpin kelompok untuk selalu menjaga
nama baik kelompknya dan menjaga suasana kelompoknya senantiasa hangat dan
penuh pengertian di antara semua anggota-anggotanya. Situasi yang seperti itu
akan menimbulkan pengaruh yang positif terhadap anggotanya.
Pengaruh positif
terhadap para karyawan akan menyebabkan para karyawan bekerja giat. Dan ini
akan berpengaruh pula kepada tujuan yang dicapai oleh organisasi.
Mengapa Orang Memasuki Kelompok?
Pada umumnya orang
memasuki sebuak kelompok, karena percaya bahwa dengan bersama-sama dengan orang
lain maka kebutuhannya akan bisa terpenuhi dibandingkan kalau usaha sendiri.
Pada kenyataannya ada
dua jenis kebutuhan yang menyebabkan seseorang memasuki suatu kelompok
diantaranya; kebutuhan pokok dan kebutuhan sampingan.
E. MASALAH
DAN PEMECAHANYA
Kehidupan manusia
merupakan rentetan pemecahan masalah. Setiap masalah yang timbul segera
diatasi. Setiap masalah tidak sama kadarnya karena itu periode pemecahannya
tidak sama. Ada yang dapat dipecahkan seketika, ada yang memerlukan waktu yang
lama.
Seseorang akan selalu
berusaha memecahkan masalahnya sendiri. Ini bisa menimbulkan dua kemungkinan
kesesuaian yang menyenangkan yang berarti masalahnya terpecahkan atau malah
menimbulkan masalah baru.
Frustasi
Frustasi adalah rasa
kecewa disebabkan kegagalan dalam memecahkan masalah, kegagalan dalam
menghilangkan rintangan yang menghambat terlaksanya suatu keinginan.
Orang yang menderita
frustasi bisa macam-macam tingkah lakunya. Ia bisa merasa tidak berdaya, sedih,
putus asa. Akan tetapi yang lebih parah ialah jika frustasinya itu adalah
frustasi yang disertai agresi, sehingga bertingkah laku agresif. Apa yang harus
dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan kelompok jika menghadapi orang
yang bertingkah laku seperti itu? Dalam hal inilah human relations harus
dilaksanakan. Tugas human relations adalah menggiatkan seluruh karyawan ke arah
sasaran bersama dengan hati yang sama senang.
Tingkah Laku Pemecahan Masalah
Tingkah laku pemecahan
masalah berarti lebih menggiatkan lagi usahanya dalam mencapai sasarannya.
Orang yang menderita frustasi tidak berhasil memecahkan masalahnya maka
dikembalikan kepada suasana pemecahan masalah dalam mencapai tujuannya.
F. MOTIF
DAN MOTIVASI
Motif adalah kondisi
seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai suatu
tujuan. Atau dapat juga dikatakan motif adalah daya gerak yang mendorong
seseorang berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah kegiatan memberikan
dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang
dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya
gerak atau menggerakan seseoarng atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai suatu kepuasan atau suatu tujuan.
Apa yang Mendasari Motif?
Suatu motif timbul
berdasarkan kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup manusia ada dua jenis; kebutuhan
primer atau kebutuhan psikologis yang pokok dan kebutuhan sekunder atau
kebutuhan yang bersifat sosial psikologis.
Kebutuhan primer atau
motif primer di antaranya adalah kebutuhan akan makanan, air untuk minum, udara
untuk nafas, dll. Sedangkan kebutuhan sekunder kurang begitu pasti dibandingkan
dengan kebutuhan primer oleh karena merupakan kebutuhan bagi pikiran dan
rohaninya. Kedua kebutuhan ini berkembang sejalan dengan usia yang semakin
bertambah. Kebutuhan sekunder lebih bervariasi daripada kebutuhan sekunder.
Kebutuhan motif sekunder berpengaruh pada tingkah laku seseorang.
Fungsi human relations
dalam manajemen ialah memotivasi para karyawan, membangkitkan motif mereka
menggungah daya gerak mereka untuk bekerja lebih giat.
Eksperimen Motivasi
Seorang ahli ilmu jiwa
R.S. Woodworth telah mengadakan beberapa eksperimen mengenai motivasi ini, yang
hasilnya disarankan untuk dopraktekkan dalam kelompok kekaryaan. Salah satu di
antaranya ialah persaingan.
Eksperimen kedua ialah
dengan cara bersaing sendiri. Eksperimen berikutnya ialah dengan cara membuat
jarak. Eksperimen ini sebenarnya dilakukan di luar situasi kerja, tetapi dapat
dipraktekkan dalam pekerjaan. Eksperimen tersebut telah menggunakan
perangsang-perangsang. Dan perangsang itu telah menimbulkan motif serta
menggerakan motif itu untuk mencapai tujuan.
Untuk meningkatkan
suatu hasil karya, perlu sekali diadakan tujuan yang tegas dan jelas. Tanpa
tujuan yang tegas dan jelas, tanpa tujuan yang difinitif kemungkinan besar para
karyawan tidak bekerja giat sebagaimana diharapkan. Tujuan itu harus yang
memegang dapat dicapai. Tujuan yang dapat dicapai dengan segera akan
menimbulkan usaha yang lebih giat.
BAB III
HUMAN RELATIONS TEORI DAN PRAKTEK
A. HUMAN
RELATIONS SEBAGAI KEGIATAN KOMUNIKASI
Human
relations perlu dilaksanakan untuk meniadakan
gangguan sebagai akibat salah komunikasi dan salah interprestasi, lebih-lebih
untuk menghilangkan frustasi terutama frustasi agresif.
Komunikasi
Antarpersona Persuasif Manusiawi
Human
relations dalam arti sempit atau dalam manajemen,
adalah komuniksai persuasif secara tatap muka untuk menggugah kegairahan dan
kegiatan bekerja dengan semangat yang produktif dengan perasaan bahagia pada
kedua belah pihak, baik manajer maupun karyawan dan atau orang lain yang ada
hubungannya dengan orang lain.
Komunikasi yang
berlangsung dalam kegiatan human relations adalah komunikasi antar pesona.
Karena komunikasi bentuk ini sifatnya dialogis, maka prosesnya berlangsung
secara timbal balik. Wilbur Schramm dalam karyanya “Communication Research in
the United States” menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil, apabila pesan
yang disampaikan komunikator cocok dengan frame
of reference yakni panduan pengalaman dan pengertian. Frame of refernce ini meliputi nilai-nilai keagamaan, kebudayaan,
pendidikan, dan lain sebagainya yang pernah dialami seseorang. Menurut Schramm,
bidang pengalaman merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Bidang
pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan
berlangsung lancar.
Homophily
dan
Heterophily
Homophily
adalah derajat pasangan komunikator komunikan yang sama dalam ciri-ciri
tertentu, seperti kepercayaan, pendidikan atau status sosial. Heterpphily adalah derajat pasangan
komunikator komunikan yang tidak sama dalam ciri-ciri tertentu.
Emphaty
adalah kemampuan seseorang untuk memproyeksikan
dirinya kepada peranan orang lain. Ini berarti bahwa apabila komunikator mengetahui
bagaimana perasaan komunikan dan bisa merasakan apa yang dirasakan komunikan
tersebut. Menurut Devito empati berarti seperasaan dengan seseorang, berempati
dengan orang lain adalah merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
Komunikasi persuasif akan
terjadi apabila komunikasi efektif. Komunikasi antarpesona efektif apabila
perangsang yang diprakarsai dan dimaksudkan oleh komunikator amat cocok dengan
perangsang yang dirasakan dan ditanggapi oleh komunikan. Dalam komunikasi
persuasif efeknya harus merupakan dampak dalam bentuk perubahan sikap. Opini
dan tindakan atau tingkah laku yang timbul dari kesadaran komunikan, sebab
komunikasi persuasif lain dengan komunikasi informatif dan beda pula dengan
komunikasi koersif.
Komunikasi informatif
adalah proses penyampaian pesan oleh sesseorang kepada orang lain untuk
memberitahukan sesuatu. Di sini komunikator tidak mengharapkan efek apa-apa
dari komunikan.
Komunikasi koersif
adalah proses penyampain pesan oleh sesorang kepada orang lain dengan ancaman
atau sanksi untuk merobah sikap, opini atau tingkah laku.
Komunikasi persuasif
adalah proses penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain agar berubah
sikapnya, opininya dan tingkah lakunya dengan kesadaran diri.
Antara komunikasi
koersif dengan komunikasi persuasif terdapat kesamaan, yakni berusaha agar
seseorang berubah sikapnya, opininya dan tingkah lakunya, sehingga ia melakukan
tindakan atau kegiatan tertentu. Bedanya ialah pada komunikasi koersif si
komunikan melakukan tindakan atau kegiatannya itu secara terpaksa.
B. KONSELING
SEBAGAI TEKNIK HUMAN RELATIONS
Konseling merupakan
kegiatan yang banyak dilakukan dalam human relations. Ditinjau dari segi
komunikasi konseling adalah komunikasi antar pesona. Yang bertindak sebagai
konselor adalah manajer atau pimpinan kelompok karya, sedangkan konselinya
adalah karyawan yang menghadapi suatu masalah atau yang menderita frustasi.
Tujuan konseling ialah
membantu para karyawan memecahkan masalahnya sendiri, memecahkan masalah yang
bersangkutan dengan karyawan atau mengusahakan adanya suatu yang menimbulkan
keberanian untuk memecahkan masalah yang mungkina ada. Konselor hanya
memberikan nasehat. Jadi konselor membantu konseli memperoleh pengertian
tentang masalahnya.
Dalam kegiatan human relations ada dua jenis konseling
yang dapat dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan kelompok karya. Kedua
jenis tersebut ialah konseling yang langsung terarah dan konseling yang tak
langsung terarah.
Konseling Terarah (Directive Counseling)
Konseling jenis ini
sering dinamakan juga the
counselor-centered appoarch, yakni konseling pendekatannya terpusatkan
kepada konselor. Untuk mengetahui diagnose yang tepat konselor harus memahami
fakta yang berhubungan dengan masalahnya itu. Jika konseli mengemukakan
kesulitannya kepada konselor, maka konselor harus merasa pasti, bahwa itulah
masalah yang dihadapi konseli. Konselor harus mengerti benar mengenai data yang
diperolehnya sehingga ia dapat melakukan interprestasi.
Konseling Tak Terarah (Non-Directive Counseling)
Konseling jenis ini
disebut juga the counselee-centered appoarch
(pendekatan yang terpusatkan kepada konseli). Jenis ini dapat digunakan oleh
orang yang tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang psikologi.
Pada konseling jenis
ini, aktivitas utama terletak pada pihak konseli, sedangkan aktivitas konselor
hanya berusaha agar konseli merasa mudah untuk memimpin dirinya sendiri.
Norma R.F. Maier dalam
bukunya “Principles of Human Relations” menyatakan, bahwa tujuan non-directive conseling adalah
memperoleh keringanan dari penderitaan, melokalisir dan memecahkan masalah, dan
membetulkan cara pemecahan masalah. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Memperoleh Keringanan
dari Penderitaan
Penderitaan di sini
ialah frustasi. Seseorang menderita frustasi, jika ia berada dalam situasi
masalah, yakni ia berada dalam keadaan terpaksa harus menghadapi masalah. Untuk
membetulkan kondisi frustasi ini, konselor harus berusaha mengalihkan kembali
ke kondisi yang mengandung niat untuk memecahkan masalah.
2. Melokalisasikan dan Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah hanya
dapat dilakukan apabila kesulitan atau gangguan dapat dilokalisasikan. Seorang
konselor, dalam memberikan bantuan kepada orang yang menderita frustasi, harus
mendorong orang itu untuk menyelidiki perasaanya terhadap berbagai orang, hal
dan peristiwa, sehingga dapat melokalisasikan masalahnya.
3. Memperbaiki Cara
Pemecahan Masalah
Beberapa hal sebagai
petunjuk bagi seorang pemimpin kelompok karya yang bertindak sebagai konselor
untuk memecahkan masalah pekerjaan dan masalah pribadi para karyawan. Dalam
pelaksanaannya, konselor perlu memperhatikan beberapa hal di antaranya:
a.
Dengarkan dengan sabar
dan dengan menunjukkan minat yang menimbulkan keberanian pada konseli.
b.
Jangan melakukan
interupsi.
c.
Jangan membantah atau
berdebat.
d.
Koreklah apa yang
konseli ingin katakan. Usahakanlah agar konseli mempunyai keberanian.
C. DISKUSI KELOMPOK (GROUP DISCUSSION)
Dalam kegiatan human relations diskusi
kelompok banyak dilakukan dalam rangka memecahkan suatu masalah yang timbul
dalam situsi kerja, atau menggembangkan kegairahan kerja para karyawan.
Para karyawan adalah
pelaksana tujuan yang sedang dicapai oleh organisasi beserta manajemennya. Di
sini faktor psikologis ikut berperan.
Umpan Balik dalam Diskusi Kelompok
Diskusi adalah komunikasi
kelompok. Komunikasi berlangsung secara tatap muka dan secara dua arah timbal
balik. Komunikasi (dalam hal ini manajer atau pimpinan kelompok) mengetahui
tanggapan komunikasi (para karyawan) secara langsung. Dan itulah keuntungan
pemimpin kelompok dalam diskusi atau komunikasi kelompok.
Pada kenyataannya
diskusi adalah sebuak musyawarah yang relatif tidak resmi. Musyawarah tidak
dilangsungkan begitu saja, melainkan tetap direncanakan. Perencanaanya dapt
dilakukan oleh manajer atau pimpinan kelompok seorang diri, akan tetapi akan
lebih baik apabila beberapa orang diikutsertakan.
Suasana Bebas dalam Diskusi Kelompok
Diskusi adalah cara
menanamkan pengertian dan pengambilan keputusan secara demokratis. Dalam
diskusi itu para peserta ikut berperan. Setiap peserta mempunyai tujuan dan
motif masing-masing, akan tetapi tersembunyi. Dengan mendiskusikan masalah
mereka secara bersama-sama, mereka dapat menetukan jalan untuk melaksanakannya,
karena kepentingannya adalah kepentingan bersama.
BAB IV
DIMENSI PUBLIC RELATIONS
A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PUBLIC
RELATIONS
Public relations
banyak dipraktekkan di berbagai organisasi dalam rangka menunjang manajemen
untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. apabila human relations
bersifat represif, memecahkan masalah, public
relations bersifat preventif, mencegah timbulnya masalah. Public relations yang untuk mudahnya
disingkat menjadi Purel atau P.R. mempunyai dua pengertian yakni:
Pertama : purel
sebagai “method of communication”
Kedua : purel
sebagai “state of being”
Purel
dalam pengertian method of communication
merupakan rangkaian atau sistem kegiatan, yakni kegiatan berkomunikasi secara
khas. Sedangkan purel dalam pengertian state
of being adalah perwujudan kegiatan berkomunikasi tersebut sehingga
melembaga. Purel hanyalah terdapat dalam suatu organisasi.
Dalam pengertian
sebagai metode komunikasi terdapat makna bahwa setiap pimpinan dari suatu
organisasi , suatu kegiatan komunikasi yang khas mempunyai ciri-ciri dan
meliputi aspek sebagai berikut:
1.
Komunikasi yang
dilaksanakan berlangsung dua arah secara timbal balik.
2.
Kegiatan yang dilakukan
terdiri dari penyebarab informasi, pelaksanaan persuasi dan pengkajian opini
publik.
3.
Tujuan yang dicapai
adalah tujuan organisasi itu sendiri.
4.
Sasaran yang dituju
adalah publik di dalam dan publik di luar organisasi
5.
Efek yang diharapkan
adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik.
Hubungan
fungsional antara purel dengan organisasi ialah bahwa sebagai metode
komunikasi, purel mengefektifkan dan mengefesiensikan upaya pencapain
organisasi.
Perkembangan Public Relations
Manusia
adalah mahluk sosial. Ia tidak mungkin hidup sebatang kara. Ia harus dan akan
berhubungan dengan orang lain dan demi pemenuhan dorongan-dorongan yang timbul
pada dirinya. Dorongan-dorongan tersebut ialah untuk melangsungkan hidupnya,
untuk mempertahankan dirinya untuk meneruskan jenisnya. Dorongan untuk
mempertahankan diri dapat diketahui dengan jelas pada kehidupan manusia zaman
purba. Hidup kerjasama dengan orang lain adalah mutlak.
Public Relations Menurut Konsep Ivy L.Lee
Ivy
L. Lee adalah putra seorang negarawan
di Georgia Amerika Serikat. Pada waktu itu Lee menjabat sebagai wartawan. Pada
tahun 1914 Ivy Lee diangtkat menjadi penasehat John D. Rockefeller, Jr.
Public relations di Indonesia
Public relations
secara konsepsional dalam pengertian “state of being” di Indonesia baru di
kenal pada tahun 1950-an dan pengembangan secara akademik sejak awal dekade
1960. Pada public relations melekat
dua aspek yang hakiki yang tidak bisa tidak ada. Apabila tidaka ada kedua aspek
tersebut, maka nama lembaga atau nama
kegiatan itu bukanlah public relations. Kedua aspek tersebut adalah sebagai
berikut :
Pertama:
Sasaran pulic relations adalah public intern dan public ekstern. Public intern
adalah orang-orang yang berbeda atau tercakup oleh organisasi, seluruh pegawai mulai dari sfaf sampai karyawan
bawahan. Sedangkan public ekstern
adalah orang-orang yang berbeda di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang
diharapkan ada hubungannya.
Kedua:
Kegiatan public relations adalah
komunikasi dua arah timbal balik. Ini berarti bahwa dalam penyampaian
informasi, baik ke public intern
maupun public ekstern harus terjadi
umpan balik.
Direktorat
Pembinaan Hubungan Masyarakat Departemen Penerangan R.I merumuskan fungsinya
sebagai berikut:
1.
Melaksanakan hubungan
ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang segala hal mengenai departemen penerangan terhadap
“Internal Public” yaitu para karyawan.
2.
Melakukan hubungan ke
luar, yaitu pemberian informasi tentang segala hal mengenai departemen penerangan terhadap
“External Public”
yaitu masyarakat pada umumnya.
yaitu masyarakat pada umumnya.
3.
Melakukan penelaahan
serta pembinaan pendapat
umum melalui
hubungan-hubungan khusu dengan unsur-unsur lembaga
masyarakat.
4.
Melakukan pembinaan
serta bimbingan untuk mengembangkan Kehumasan sebagai medium penerangan.
5.
Menyelenggarakan koordinasi integrasi dan sinkronisasi serta
kerjasama kegiatan hubungan
masyarakat untuk
penyempurnaan pelayanan penerangan terhadap umum.
Public relations
atau hubungan masyarakat di Indonesia telah memperluas lagi cakrawalanya dengan
ikut serta dalam Federation of the ASEAN
Public Relations Organizations (FAPRO).
B. DEFINISI PUBLIC RELATIONS
Public relations
merupakan gejala kemudian menjadi kegiatan tak terorganisasikan.
Definisi
Public Relations dalam Perbandingan
Cultip
dan Center dalam bukunya terbaru dengan judul yang sama, tetapi kali ini
bersama Glen M. Broom, menyatakan bahwa:
Public relations
adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public,
mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi
kepentingan public, serta
merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public.
Prof.
Marston mendifinisikan public relations
adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public,
mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara sebuah organisasi demi
kepentingan public, dan melaksanakan program kegiatan dan komunikasi
untuk meraih pengertian umum dan dukungan public.
Dr. Rex Harlow mendefinisikan public relations
adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara
organisasi dengan publiknya
mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan,
dan kerja sama melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan membantu manajemen menjadi tahu mengenai dan
tanggap terhadap opini
publik.
The Stastment of Mexico mendefinisikan public relations
adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan,
memprediksi konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanaka
program-program yang berencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik
kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.
Unsur-unsur
Hakiki dalam Definisi Public Relations
Public
relations mempunyai unsur sebagai berikut :
1.
Suatu fungsi manajemen
yang menggunakan penelitian dan upaya yang berencana dengan mengikuti standar
etis.
2.
Suatu proses yang
mencakup hubungan antara organisasi dengan publiknya.
3.
Analisis dan evaluasi
melalui penelitian terhadap sikap dan opini dan kecenderungan sosial dan
mengkomunikasikannya kepada manajemen.
4.
Konseling manajemen
agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata cara dan kegiatan dapat
dipertanggungjawabkan secara sosial dalam kepentingan bersama antara organisasi
dengan publik.
5.
Pelaksanaan dan
penindakan program kegiatan yang berencana, komunikasi, dan evaluasi melalui
penelitian.
6.
Pencapaian itikad baik,
pengertian dan penerimaan sebagai hasil akhir utama dari kegiatan public relations.
Keenam
unsur di atas menunjukkan korelasi atau hubungan fungsional public relations
dengan manajemen dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran organisasi di mana Purel dan manajemen itu
beroperasi.
C. PROSES PUBLIC RELATIONS
Professor
Marston, pakar Purel yang namanya dan
definisinya telah dibahas di muka telah
mengetengahkan apa yang disebut “Profesor Marston’s” R-A-C-E formula yang
merupakan deskripsi akronomik dari proses Purel yang membantu mengingatkan
unsur kunci.
R esearch
(Penelitian): Langkah
pertama, ampuh dalam memastikan informasi dan data mengenai informasi dan data
mengenai organisasi, persoalan atau situasi, khalayak serta sikap dan opini
publik.
A ction (Kegiatan): Langkah kedua, men cakup
nasehat kepada manajemen dan mengenai program berencana.
C ommunication: Langkah ketiga, meliputi
cara penyampain unsur program berncana kepada publik yang beragam.
E valuation
(Evaluasi): Langkah
keempat, cara memantau dan mempertimbangkan keefektifan proses melalui
penelitian.
Purel adalah kegiatan; aktivitas. Proses
kegiantannya melalui empat tahap, yakni tahap-tahap penelitian (research), perencanaan (planning), penggiatan (action), dan evaluasi (evaluation). Tahap ini berlangsung
secara berkesinambungan.
Penelitian
(Research)
Tahap
ini merupakan kegiatan mendapatkan data dan fakta yang erat sangkut pautnya
dengan pekerjaan yang akan dikerjakan. Penelitian bisa bersifat “opinion
research” atau bersifat “motivation reserch”.
Opinion research
adalah penelitian terhadap pendapat khalayak mengenai suatu hal atau suatu
masalah. J. Carrol Batemen dalam karyanya Public Relations
for Trade Associations menegaskan, bahwa opinion research adalah usaha untuk
mengukur, secara kualitatif dan kuantitatif, sikap publik terhadap sebuah
perusahaan dagang, industri atau organisasi lainnya.
Motivation research
adalah cabang dari marketing researh
penelitian pemasaran yang menuliti keinginan dan kebutuhan khalayak.
Perencanaan
(Planning)
Perencanaan
disusun dengan berpijak pada data dan fakta yang diperoleh pada tahap
penelitian. Fakta adalah hal-hal yang dilihat sendiri atau hasil interview dengan orang yang bersangkutan
dengan pekerjaan yang dikerjakan. Data dan fakta itu adalah apa adanya, tanpa
interprestasi. Jadi perencanaan disusun berdasarkan fakta, bukan berdasarkan
keiinginan PRO. Sebuah rencana adalah campuran dari kebijaksanaan dan tata
cara.
Penggiatan
(Action)
Tahap
action dari kegiatan purel merupakan
kegiatan komunikasi. Ahli purel Cutlip dan Center menanmkan tahap penggiatan:
‘communicating” (pentahapan proses purel menurut Culip dan Center adalah fast
finding-planning-communicating-evaluation.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
adalah tahap terakhir setelah tahap-tahap penelitian, perencanaan dan
penggiatan. Tujuan utama dari evaluasi ialah untuk mengetahui apakah kegiatan
purel benar-benar dilaksanakan menurut rencana berdasarkan hasil penelitian
atau tidak. Jadi evaluasi penting sekali. Tanpa evaluasi tidak akan diketahui
sampai di mana kelancaran kegiatan purel yang telah berlangsung.
Pengertian
Public dalam Public Relation
Pada
umumnya publik-publik dari purel terbagi menjadi dua bagian besar yang disebut
publik intern dan publik ekstern. Berdasarkan pengelompokkan tersebut
terdapatlah hubungan-hubungan yang bisa dinamakan:
1.
Hubungan dengan publik
intern
2.
Hubungan dengan publik
ekstern
Kedua
jenis hubungan itu meliputi:
a.
Hubungan dengan
karyawan
b.
Hubungan dengan
pemegang saham
c.
Hubungan dengan
pelanggan
d.
Hubungan dengan
khalayak sekitar
e.
Hubungan dengan
pemerintah
f.
Hubungan dengan pers
Hubungan
dengan karyawan dan pemegang saham termasuk hubungan dengan publik intern,
sedangkan hubungan dengan kelompok lainnya termasuk hubungan dengan publik
ekstern.
BAB V
TUGAS PEKERJAAN PUBLIC
RELATIONS OFFICER (PRO)
A. PRO SEBAGAI PELAKSANA FUNGSI PUREL
Purel
adalah cermin yang anda pegang di depan organisasi, sehingga organisasi yang
anda wakili dan publik dapat
melihat segala sesuatu yang terdapat pada cermin tersebut. Purel diibaratkan
cermin. Cermin ini harus dijaga dan dipelihara sebaik-baiknya untuk tetap
selalu bersih.
Fungsi
public
relations menurut Canfield
Bertrand
R. Canfield dalam bukunya Public
Relations, Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi purel yakni :
1.
Mengabdi kepada
kepentingan umum
2.
Memelihara komunikasi
yang baik
3.
Menitik-beratkan moral
dan tingkah laku yang baik
Purel
beserta PRO-nya harus mengabdi kepada kepentingan umum. Adalah benar PRO
diangkat di beri upah oleh manajer, akan tetapi tugasnya dan pekerjaanya ialah
melayani publik, kepentingan umum. Purel diadakan oleh manajer untuk membantu
organisasi mencapai tujuannya.
Dalam
melaksanakan komunikasi dan dalam rangka melayani publik, PRO dan para
petugasnya menepati ruangan yang tempatnya strategis. Ini memudahkan komunikasi
.Salah satu tugas purel ialah sebagai sumber informasi dan sebagai saluran
informasi
Perlengkapan
PRO
Yang dimaksudkan dengan perlengkapan di
sini ialah seksi-seksi, apabila purel merupakan sebuah bagian dari suatu
organisasi kekaryaan. Fungsi purel
akan terpenuhi, apabila suatu bagian purel dilengkapi dengan seksi-seksi
sebagai berikut :
1. Seksi Redaksi
Seksi redaksi ini termasuk paling
sibuk, karena bidangnya memang luas. Seksi ini meliputi :
a.
Sub Seksi Penulisan
Pidato
Sub
seksi penulisan pidato bertugas mempersiapkan pidato untuk pimpinan organisasi
mengenai segala bidang.
b.
Sub Seksi Penerbitan
Sub
seksi penerbitan mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan penerbitan,
misalnya majalah organisasi dll
c.
Sub Seksi Hubungan
dengan Mass Media
Sub
seksi hubungan dengan mass media menyelenggarakan pekerjaan yang berkaitan
dengan penyebaran informasi melalui media pers, radio dll.
2. Seksi Protokol
Seksi protokol bertugas secara khusus dalam
penyelenggaraan peristiwa keupacaraan.
3. Seksi Pagelaran
Seksi pagelaran bertugas menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan yang bersifat pertunjukkan. Untuk kegiatan ini diperlukan
petugas-petugas yang menguasai teori dan praktek, sebab efeknya sangat ampuh
bagi pengembangan organisasi.
4. Seksi Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sumber pengetahuan dan sumber
penerangan bagi para petugas dalam rangka melaksanakan fungsi purel.
5. Seksi Dokumentasi
Ini merupakan seksi khusus di mana tersimpan
catatan-catatan atau benda-benda yang bersifat dokumen yang ada hubungannya
dengan kegiatan organisasi.
6. Seksi Statistik
Seksi ini di anggap perlu untuk diadakan acara secara khusus,
terutama oleh perusahaan-perusahaan untuk mengukur sampai di mana kemajauan
yang telah di capai. Petugas-petugas yang ditempatkan di seksi ini harus
benar-benar orang yang memahami soal statistik.
7. Seksi Penelitian
Seksi
penelitian ini melengkapi bagian purel, terutama purel perusahaan besar, untuk
dapat mengetahui data dan fakta sikap publik terhadap perusahaan.
B. PELAKSANAAN
HUBUNGAN DENGAN PUBLIK INTERN (INTERNAL PUBLIC RELATIONS)
Hubungan dengan Karyawan (Employee Relations)
Employee
relations merupakan suatu kekuatan yang hidup dan
dinamis yang dibina dan diabadikan dalam hubungan dengan perorangan
sehari-hari. PRO bukan hanya duduk di kantornya, melainkan harus berkomunikasi
langsung dengan para karyawan. Yang dimaksudkan karyawan di sini ialah semua
pekerja.
Sudah tentu antara
karyawan yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, disebabkan memang
beda dalam lingkungan hidupnya, pengalamannya, pendidikannya dsb. Tetapi di
antara mereka semua terdapat hal-hal yang sama. Mereka sama-sama menghendaki:
1. Upah yang cukup
Upah yang cukup untuk keperluan hidup adalah cita-cita
semua karyawan. Dalam hal itulah pentingnya kegiatan purel untuk menengahi
antara perjuangan para pekerja yang menuntut kenaikkan upah.
2. Perlakuan yang adil
Adalah hasrat semua karyawan untuk selalu diperlakukan
secara adil di kalangan karyawan. Tetapi perasaan tersebut hanyalah perasaan
pribadi saja.
3. Ketenangan bekerja
Semua karyawan menginginkan bekerja dengan tenang, bukan
saja dalam hubungannya dengan pekerjaan. Para karyawan akan tetap giat bekerja,
jikalaau mengetahui bahwa bagi mereka terdapat:
a.
Jaminan, jika mereka
dengan keluarganya terjadi musibah
b.
Jaminan keamanan
bekerja
c.
Jaminan di hari tua
4. Perasaan diakui
Pada setiap karyawan terdapat perasaan ingin diakui
sebagai karyawan yang berharga dan anggota kelompok kerjanya yang terhormat.
5. Penghargaan atas hasil kerja
Para karyawan menginginkan agar hasil kerjanya dihargai,
meskipun sebenarnya adalah kewajiban mereka untuk bekerja segiat-giatnya.
6. Penyalur perasaan
Hanya dengan komunikasi antar pesona dengan para
karyawan, PRO dapat menyelami perasaan mereka. Dan dengan komunikasi pula dapat
dibina hubungan yang harmonis.
Hubungan dengan Pemegang Saham (Stockholder Relations)
Modal merupakan salah
satu faktor terpenting bagi suatu organisasi kekaryaan seperti perusahaan.
Besar kecilnya modal menentukan besar kecilnya perusahaan dan berpengaruh pula
kepada usaha-usaha untuk memperkembangkannya. Komunikasi dengan para pemegang
saham dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
1. Menyatakan selamat kepada pemegang saham yang
baru.
Pemegang saham yang baru adalah anggota dalam keluarga
perusahaan. Karena itu patut diberi
ucapan. Komunikasi seperti itu akan menimbulkan kesan yang baik. Para pemegang
saham merasa dihargai dan dihormati.
2. Memberikan laporan
Adalah kewajiban manajer pula untuk memberikan laporan
kepada para pemegang saham mengenai perkembangan perusahaan. Memberikan laporan
seperti itu merupakan kegiatan komunikasi yang berfungsi sebagai pembinaan
hubungan yang harmonis.
3. Mengirimkan majalah organisasi
Majalah organisasi yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan medium yang baik untuk membina hubungan yang harmonis dengan para
pemegang saham.
4. Mengadakan pertemuan
Face-to-face communication
adalah bentuk komunikasi yang lain untuk membina hubungan yang harmonis
memelihara pengertian bersama dan meningkatkan kepercayaan. Para pemegang saham
dapat bertemu wajah dengan pimpinan dan karyawan perusahaan. Ini akan menambah
eratnya hubungan di antara semua unsur perusahaan.
C. PELAKSANAAN HUBUNGAN DENGAN PUBLIK EKSTERN
(EXTERNAL PUBLIC RELATION)
Publik ektern yang
menjadi sasaran purel ialah para pelanggan, khalayak sekitar, instansi
pemerintah, pres dan lain-lain kelompok di luar organisasi. Dengan kelompok
tersebut harus senantiasa diadakan komunikasi dalam rangka membina hubungan
yang harmonis dengan mereka.
Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relations)
Sukses yang besar yang
diperoleh suatu perusahaan ialah mendapatkan pelanggan, bukan penjualnya itu
sendiri. Para pelanggan tetap harus selalu dipegang jangan sampai pindah
perhatiannya dan menjadi pelanggan perusahaan lain.
Hubungan dengan Khalayak Sekitar (Community Relations)
Khalayak sekitar adalah
orang-orang yang bertempat tinggal di sekitar komplek organisasi.
Hubungan dengan Pemerintah
(Goverment Relations)
Sebuah organisasi
kekaryaan tidak bisa tidak, akan ada hubunganya dengan instansi-instansi
pemerintah. Komunikasi ini akan membina dan hubungan harmonis, akan banyak
membantu memperlancar jalannya organisasi.
Hubungan dengan Rers (Press Relation)
Pers dalam arti luas, yakni semua media massa. Media massa
tersebut banyak sekali bantuannya kepada organisasi kekaryaan untuk mencapai
publik yang tersebar luas. Hubungan baik terpelihara terus dengan orang-orang
media massa , akan memperlancar kegiatan publikasi.
BAB VI
PUBLIC RELATIONS DALAM PRAKTEK
A. MENERBITKAN
MAJALAH ORGANISASI
Majalah organisasi
merupakan sarana yang penting dalam kegiatan Public Relations dalam rangka memelihara dan membina hubungan yang
harmonis antara pimpinan organisasi dengan public intern maupun dengan public
ekstern. Berdasarkan
publik yang dituju, maka
majalah organisasi diklasifikasikan sebagai:
1.
Majalah intern
a.
Majalah intern
diterbitkan untuk keperluan publik di dalam organisasi, terutama para karyawan
yang sehari-harinya bekerja di dalam lingkungan organisasi.
2.
Majalah ekstern
a.
Majalah ektern biasanya
diterbitkan oleh perusahaan besar dalam bentuk yang indah dari kertas yang
paling baik, penuh dengan artikel yang dihiasi gambar bagus. Memang biaya untuk
menerbitkan majalah seperti ini mahal sekali, tetapi ini akan menaikkan
prestise perusahaan, lebih-lebih kalau majalah ini tersebar luas.
3.
Majalah ekstern-intern
a.
Majalah organisasi yang
bermutu dan beredar luas akan menimbulkan rasa ingin tahupada para peminat
untuk menjadi pemegang saham mengenai kebijaksanaan perusahaan.
Perencanaan Majalah
Untuk menerbitkan
sebuah majalah organisasi diperlukan sekali perencanaan yang matang. Berikut
ini adalah beberapa hal yang perlu menjadi pemikiran seorang PRO:
a.
Penentuan isi majalah
b.
Penentuan pimpinan
redaksi
c.
Penentuan staf redaksi
d.
Biaya
e.
Kertas
f.
Percetakan
Isi Majalah
Apa yang akan
diterbitkan pada majalah. Majalah organisasi mempunyai fungsi yang sama, yakni:
1.
Memberi penerangan
2.
Memberi pendidikan
3.
Memberi hiburan
Isi majalah untuk
memenuhi fungsinya seperti disebutkan di atas dapat diperoleh dari :
1.
Hari ulang tahun
2.
Perkawinan
3.
Kematian
4.
Kelahiran
5.
Olah raga
6.
Kejadian lucu dalam
lingkungan kerja, dll
B. MEMBUAT FILM DOKUMENTER
Titik berat film
dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Film
dokumentar sering berkisar pada hal-hal yang merupakan panduan manusia dan
alam.
Prosedur Pembuatan Film
Pembuatan
film dimulai dengan sebuah idea. Berdasarkan idea ini ditentukan suatu tema
dari cerita atau kisah yang akan divisualisasikan dalam bentuk film. Treatment adalah cerita pendek yang
panjang yang ditulis dalam bentuk waktu kini dan dalam istilah visual.
Film adalah panduan
seni yakni karya yang dibuat sebagai hasil panduan dari kecakapan, kemampuan
dan bakat dari sejumlah orang.
Menyusun Skenario Film
Dalam kegiatan public relations film banyak digunakan
baik untuk peragaan, pendidikan maupun periklanan. Dalam hubungan penyusunan
skenario film sebagai unsur pokokbagi film dokumentar, pertama-tama yang
penting harus difahami ialah bahasa kamera. Berikut ini adalah beberapa cara
penggunaan kamera untuk menerjemahkan suatu idea ke dalam film:
1. Gerakan Kamera (Camera Movement)
a. Panning
Pan
shot atau ambilan pemandangan ini dilakukan
secara horisontal, dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri dengan cara
mengikuti obyeknya.
b. Tilting
Kalau
panning dilakukan mendatar, tilting
digerakkan dari atas ke bawah
atau
sebaliknya.
c. Tracking
Tracking
atau disebut pula “dollying” ialah gerakan kamera ke depan atau ke belakang.
2. Posisi Kamera (Camera
Position)
a. Full shot
Full
shot dilakukan jika diinginkan suatu action
dalam seluruh pemandangan.
b. Long shot
Long
shot dilakukan dari jarak yang jauh. Long
shot dilakukan untuk segi
dramatisnya, terutama untuk menunjukkan hal yang kontras.
c.
Medium long shot
Ini merupakan pengambilan yang agak
lebih dekat pada obyek daripada yang dilakukan dengan long shot.
d. Medium shot
Medium
shot lebih dekat lagi, yakni dari lutut ke
atas. Biasanya pengambilan
ini dilakukan untuk obyek yang bergerak.
e. Medium close
shot
Jepretan ini menunjukkan dua orang dari
bahu ke atas.
f.
Close Shot
Close shot menunjukkan
sesorang dari bahu ke atas.
g. Close up
Close up
banyak sekali digunakan dalam pembuatan film.
Ini untuk menunjukkan seluruh wajah seseorang.
h. Big close
up
Big close up sering
pula disebut ”Extreme Close Up” terutama diperuntukkan suatu benda kecil yang
mempunyai fungsi penting dalam sebuah cerita
3. Sudut Kamera (camera angles)
a. Normal Angle
Normal angle adalah
sudut kamera yang dipergunakan untuk ambilan yang biasa.
b. Low Angle
Dengan low angle ini
ambilan dilakukan dari bawah tertuju ke atas.
c. High angle
High angle adalah
sebaliknya dari low angle.
Hal yang perlu dipahami
PRO ialah “montage” atau “editing”. Beberapa hal sebagai berikut:
Tansisi Shot (Short transisition)
a. Cut
Yang dimaksud dengan cut ialah transisi atau peralihan dari shot yang satu
ke
satu yang lain secara tiba-tiba.
b. Fade Out
Fade Out
ialah untuk mendapatkan transisi secara luwes dari scene yang satu ke scene
yang lain.
c. Fade In
Fade In
adalah kebalikan dari Fade Out. Dari
tiada muncul gambar secara samar-samar, lalu menjadi terang dan jelas.
d. Dissolve
Dissolve sering disebut pula “mix”, yakni transisi
dari scene yang satu ke scene
berikutnya dengan jalan memadukan terlebih dahulu untuk beberapa saat.
e. Wipe
Ini artinya menyapu. Ada berbagai variasi mengenai hal ini. Ada yang ke kiri, ke kanan, ke atas atau ke bawah tergantung dari mana dimulainya.
Ini artinya menyapu. Ada berbagai variasi mengenai hal ini. Ada yang ke kiri, ke kanan, ke atas atau ke bawah tergantung dari mana dimulainya.
C. MENYELENGGARAKAN
PAMERAN
Salah satu sarana yang
termasuk Audio Visual adalah pameran. Pameran dianggap sebagai sarana efektif
untuk penerangan dan pendidikan, karena orang-orang dapat melihat benda-benda
dalam bentuk yang sebenarnya baik dalam keadaan diam maupun dalam proses
kerjanya.
Dalam suatu market
pameran selain kepada publik disajikan benda-benda asli, juga alat-alat visual
lainnya, diantaranya: market, model, gambar, dan grafik atau diagram.
Market adalah contoh
dari sebuah benda yang diperkecil ukurannya. Kadang-kadang dinamakan juga
miniatur. Yang hampir sama dengan market ialah model, yakni tiruan benda, hewan
atau juga orang yang mirip dengan sebenarnya.
Dalam pameran sering
terdapat berbagai model sebagai penunjang untuk memberikan penjelasan terhadap
tema pameran. Grafik dan diagram juga sering dipasang di dinding-dinding ruang
pameran untuk membantu memberikan penjelasan.
Bagaiman Membuat Pameran Menarik?
Usaha membangkitkan
perhatian dalam rangka menyelenggarakan pameran adalah yang terpenting dari
segalanya. Jadi usaha untuk membangkitkan perhayian publik harus mendapatkan
pemikiran utama. Upaya untuk membangkitkan perhatian dilakukan di luar gedung
pameran, sedangkan usaha untuk menumbuhkannya dilakukian di dalam ruangan.
Ada beberapa cara untuk
menarik perhatian publik yang lalu lalang di luar agar masuk ke dalam ruangan
pameran:
1. Menciptakan bentuk istimewa
Pameran yang diadakan di suatu stand di pasar malam yang
tampaknya dari luar segalanya hampir sama dengan stand lainnya. Memberi bentuk
bangunan tidak selalu harus merombaknya, bisa menambah dengan bambu, kayu atau
triplek yang diatur sedemikian rupa sehingga ada kelainan dibandingkan dengan
bangunan disekitarnya.
2. Memberi warna yang kontras
Warna dapat diambil manfaatnya untuk memikat perhatian
publik. Warna yang kontraslah yang segera akan membangkitkan perhatian. Untuk
pameran yang diadakan hanya untuk sementara waktu saja, tidak perlu seluruh
gedung dicat baru secara kontras.
3. Memperdengarkan suara keras
Memperdengarkan suara atau bunyi-bunyian yang keras
dengan maksud menarik perhatian publik hanya dapat dilakukan pada pameran yang
diadakan secara khusus di sebuah gedung tepi jalan raya.
Berikut ini adalah
beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian publik setelah mereka berada di ruang
pameran:
a. Pengaturan yang harmonis
Pengaturan barang-barang yang dipamerkan secara harmonis
bukan saja akan menarik perhatian, tetapi juga akan menimbulkan pesan.
b. Lalu-lintas yang lancar
Lalu-lintas dalam ruangan pameran harus berlangsung
dengan lancar. Jalan untuk lalu-lintas harus cukup lebar sehingga yang berjalan
tidak terganggu. Lalu-lintas sebaiknya diatur secara satu jurusan untuk
mencegah terjadiny kesimpang siuran.
c. Caption
yang singkat tetapi jelas
Caption berupa
tulisan untuk memberikan keterangan terhadap barang yang dipamerkan hendaknya
singkat tapi jelas. Huruf caption hendaknya berbentuk yang sederhana, bukan
yang banyak variasi sehingga publik merasa suka untuk menangkap maknanya.
d. Ilustrasi auditif
Ilustrasi auditif untuk menyemarakkan pameran dapat
dilakukan dengan memperdengarkan musik dari kaset. Musik dari kaset itu hanya
untuk ilustrasi saja.
e. Distribudi bahan tulisan
Bahan tulisan yang terdiri dari majalah atau brosur atau
folder adalah untuk memperlengkapi pameran. Citra atau “image” organisasai yang
diwakili oleh para penjaga pameran banyak tergantung dari pelayanannya yang
menyenangkan publik.
f. Penyediaan buku tamu
Untuk kepentingan penilaian penyelenggaraan pameran perlu
diadakan buku tamu. Buku tamu bermanfaat besar bagi penyelenggara pameran yang
akan datang.
Display & Promotion
Disamping pameran ada kegiatan lain yang dapat dilakukan PRO
yang erat sekali hubungannya, yakni yang dinamakan display dan yang sering
dikatakan sebagai promotion.
Makna display dan promotion adalah membuat sesuatu tampak
terbuka dan membuat hidup senantiasa. Tujuan utama dari display dan promotion
adalah meningkatkan produksi dan perdagangan.
D. MENGGUNAKAN MEDIA MASSA
Kegiatan purel dengan menggunakan media massa dapat
diklasifikasikan sebagai kegiatan publisitas dan periklanan. Kedua jenis
kegiatan ini memerlukan keahlian yang khusus.
Publisitas
Cutip dan Center mendefinisikan publisitas sebagai penyebaran informasi
yang membuat hal-hal menjadi umum dilihat dari pandangan pihak yang ingin
memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Publisitas dilakukan untuk
kepentingan pihak yang menyebarkan informasi dalam hal ini publicity-an atau PRO. Pada dasarnya publisitas adalah berita.
Tugas publisitas adalah memamparkan suatu kisah. Publisitas adalah pengetahuan
tentang mengolah berita.
Prees release yang dikirimkan PRO ke media
massa, besar sekali kemungkinannya akan disiarkan, jika memenuhi syarat seperti
di bawah ini:
1. Menggandung nilai berita
Kisah yang mengandung nilai berita ialah kisah
mengenai suatu hal atau peristiwa yang aneh.
2. Faktanya termasa
Press release
harus menggambarkan fakta yang aktual. Pengertian aktual di Indonesia pada
umumnya tidak terlewat dari 24 jam.
3. Disusun secara “piramida terbaik”
Yang dimaksud dengan piramid terbalik atau “inverted
pyramid” ialah bahwa dalam susunan kisah berita dalam press-release itu, segi
yang terpenting didahulukan kemudian disuusun dengan hal lainnya sebagai
penjelasan.
4. Mengundang rumus “5W & 1H”
Dalam jurnalistik dikenal dengan rumus 5W & 1H
yang juga harus menjadi syarat press release. Rumus 5W & 1H adalah What, Who, Where, When, Why,
dan How.
5. Disusun dengan kata-kata yang umum.
Sasaran komunikasi melalui media massa adalah orang
banyak yang heterogen. Karena itu press release harus disusun dengan bahasa
yang sederhana dengan kata-katanya yang umum, yang bisa dimengerti oleh semua
orang dalam sekilas baca.
Periklanan
Keuntungan
lain dari periklanan adalah sebagai berikut :
1.
Bisa ditentukan waktu
penyebarannya dengan cepat menurut rencana.
2.
Jenis mediumnya dapat
ditentukan.
3.
Besarnya ruangan atau
lamanya waktu yang pasti dapat direncanakan.
4.
Copy-nya
dapat terkontrol.
5.
Ukuran dan posisi dari
copy dapat ditentukan sebelumnya.
Pada
garis besarnya iklan dapat diklasifikasikan sebagai iklan yang persuasif
komersial dan informatif non komersial. Yang pertama adalah iklan yang
memprogamkan barang atau jasa yang menimbulkan keuntungan pada pihak perusahaan
yang memasang iklan. Jenis yang kedua adalah iklan pemberitahuan kepada publik
mengenai sesuatu hal.
Memasang
iklan dapat pula dilakukan melalui kolportir, yakni seseorang yang mengunjungi
kantor-kantor untuk menawarkan jasanya.
BAB VII
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
A.
PAKAH
KEPEMIMIPINAN ITU?
Dalam
pengertian umum, kepemimpinan adalah suatu proses di mana seseorang memimpin,
membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan atau tingkah laku
orang lain.
Faktor-faktor
yang Menentukan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses interaksi. Apa sifat-sifat
seorang pemimpin? Adalah tidak mudah untuk menerangkan cirri-ciri pribadi
secara terperinci yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang berlaku untuk
segala tugas memimpin. Sebabnya ialah, karena sifat-sifat pemimpin yang
menyebabkan ia dipilih oleh pengikutnya atau kelmpoknya menjadi pemimpin,
sangat erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai, jenis kegiatan, sifat
anggota kelompok, dan kondisi lingkungan hidup dimana kelompok berada.
Kepemimpinan
Personal dan Kepemimpinan Manajerial
Kepemimpinan personal bersifat pribadi, yaitu
kepemimpinan yang pengikutnya lebih mereaksi kepada pemimpin dari pada situasi.
Kepemimpinan manajerial adalah kepemimpinan yang
mencakup kemampuan untuk mengatur, mempersatukan, dan menggerakkan
pengikut-pengikutnya ke tujuan yang ingin dicapai.
Pemimpin Positif Negatif
Pemimpin positif menggiatkan orang-orangnya dengan
meningkatkan kepuasan hatinya, sebaliknya pemimpin negatif menggiatkannya melalui
perasaan takut dan tidak aman dengan jalan menakut-nakutinya untuk mengurangi
kepuasan hatinya.
Pemimpin positif berada di depan para karyawan, para
karyawan dipimpin; karena dipimpin, maka dalam usahanya mencapai tujuan, tenaga
mereka ditambahkan kepada tenaga pemimpinnya.
Lain dengan pemimpin negatif, ia berada di belakang
para karyawan. Ia mendorong-dorong para karyawan. Karena karyawan
didorong-dorong oleh majikannya maka tenaga mereka habis dalam keadaan gelisah
dan tidak senang.
B.
GAYA KEPEMIMPINAN
Pada pokoknya ada tiga gaya kepemimpinan, yakni:
1.
Kepemimpinan
otoriter, yaitu kepemimpinan berdasarkan kekuasaan mutlak.
2.
Kepemimpinan
demokratis, yaitu kepemimpinan berdasarkan demokrasi. Demokratis disini adalah
ia mengajak anak buahnya untuk merundingkan masalah yang menyangkut
pekerjaannya dan mengambil suatu keputusan berdasarkan persetujuan bersama.
3.
Kepemimpinan
yang bebas.
Eksperimen Melaksanakan Kepemimpinan
Berdasarkan eksperimen ahli psikologi, Lewis, Lippit,
dan White yang mengadakan percobaan mengenai gaya melaksanakan kepemimpinan; otoriter, demokratis, dan lassez faire terhadap
empat kelompok anak laki-laki berumur 11 tahun, mereka mengambil kesimpulan
bahwa gaya kepemimpinan otoriter terdapat agresivitas pertentangan di antara
anggota-anggota kelompok dan mereka bersifat apatis, berbanding dengan kedua
gaya kepemimpinan lainnya.
Gaya Kepemimpinan yang Terbaik
Berdasarkan eksperimen melakukan kepemimpinan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa yang paling baik adalah gaya kepemimpinan
demokratis. Dalam pimpinan demokratis, pemimpin berinteraksi dengan
karyawannya. Pemimpin berinisiatif, tetapi dalam pelaksanaannya
mengikutsertakan karyawan untuk membahasnya terlebih dahulu.
BAB VIII
ETIKA DALAM HUMAN RELATIONS
DAN PUBLIC RELATIONS
A.
PENGERTIAN ETIKA
Kenneth E.
Andersen, seorang ahli komunikasi, mendefinisikan etika (ethics) sebagai berikut “Suatu studi tentang nilai-nilai dan
landasan bagi penerapannya. Ia bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan
mengenai apa itu kebaikan atau keburukan dan bagaimana seharusnya.
Hakikat Etika
Pada hakikatnya
adalah asas-asas nilai perilaku manusia dalam kaitannya dengan sifat-sifat
benar, salah, baik, dan buruk. Etika lebih luas pengertiannya dari pada moral
dn akhlak, sebab tidak saja menelaah perilaku manusia yang baik dan buruk
tetapi juga yang benar dan salah.
B.
ETIKA DALAM KEGIATAN HUMAN RELATIONS DAN PUBLIC
RELATIONS
Sebelum
melaksanakan human relations sikap
etis harus tercermin pada diri si pemimpin yang akan berperan itu. Human relations bersifat action oriented, berorientasi pada
kegiatan, dan kegiatan itu adalah komunikasi persuasive yang tertuju kepad
lubuk hati yang dalam dari seseorang yang dijadikan sasaran.
Sehubungan
dengan kegiatan itu tampak pentingnya faktor etika yang terdapat pada diri komunikator
yang melaksanakan human relations
itu.
Persuasi Etis dalam Human
Relations
Persuasi
etis perlu dilaksanakan oleh pimpinan organisasi ketika mempraktekkan human relations dalam rangka memecahkan
masalah yang diderita karyawan, sehingga mereka termotivasikan untuk bekerja
lebih giat dari pada yang sudah-sudah dengan perasaan yang bahagia dan hati
senang.
The best titanium tube and all other plastic! - Baojititanium
ReplyDeleteThe best titanium tube 공주 출장샵 and 제주 출장마사지 all other 동두천 출장샵 plastic! — 대구광역 출장안마 The best titanium tube and all other plastic! #3. titanium tube